Mencetak SDM Berkualitas Dalam Kampus

Mencetak SDM Berkualitas Dalam Kampus – Mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas melalui jalur pendidikan , terutama pendidikan tinggi , diketahui masih berkutat dengan permasalahan mutu pendidikan, demikian pula dengan kualitas para pengajarnya atau dosen yang gemar bermain slot mudah menang.

 

Bicara soal mutu pendidikan di Indonesia , yang menjadi persoalan dasar yaitu terletak pada belum adanya pemahaman tentang mutu pendidikan yang sebenarnya. Mutu pendidikan secara pragmatis masih diwujudkan dalam bentuk akreditasi sekolah dan akreditasi perguruan tinggi.

 

Mutu Pendidikan Di Indonesia

 

Definisi mutu pendidikan  adalah pendidikan yang mampu memberdayakan individu maupun kelompok individu serta masyarakat pada umumnya. Hal ini sering dikaitkan dengan asil UN sekolah maupun peringkat universitas tingkat nasional dan internasional.

 

Melalui pandangan tersebut , banyak sekolah dan perguruan tinggi saling berlomba demi meraih peringkat lebih tinggi dalam akreditasi dan nilai tertinggi dalam UN. Semakin tinggi nilai yang diraih , maka akan semakin memudahkan para peserta untuk bisa masuk ke perguruan tinggi yang mereka inginkan.

Keberhasilan pendidikan atau manfaat pendidikan dapat terwujub apabila masyarakat terdidik berdaya mampu menyejahterakan dirinya dan meningkatkan kualitas Daftar Slot Online hidupnya. Keberdayaan masyarakat seyogianya jadi tolok ukur keberhasilan pendidikan di mana masyarakat Indonesia menjadi masyarakat mandiri madani sejahtera.

Oleh sebab itu , perlu adanya pendefinisian kembali mengenai tolak ukur pendidikan dengan mencermati tingkat keberdayaan masyarakat. Selama ini tolak ukur yang digunakan bersifat pencitraan di mana lembaga pendidikan mencari akreditasi dan peringkat tinggi, sedangkan masyarakat umumnya mencari status sosial dengan ijazah.

Fakta mutu pendidikan tersebut ditambah dengan kualitas tenaga pengajar terutama di perguruan tinggi terkait peran mereka dalam menciptakan para sarjana yang tidak hanya punya keahlian dan keterampilan akademik yang baik , namun juga harus memiliki integritas agar siap masuk ke lapangan kerja.

Syarat yang harus dipenuhi oleh dosen yaitu harus memiliki kemampuan baik serta ilmu yang selalu berkembang. Tak hanya itu , dosen juga dituntut untuk bisa terus belajar, meneliti, ikut pelatihan agar selalu up date ilmu pengetahuan dan teknologinya. Dosen harus bisa open minded dan juga mengikuti perkembangan ilmu dan memublikasikan karyanya di level global.

Permasalahan yang dialami Indonesia saat ini adalah  jumlah dosen yang masih kurang di sebagian besar perguruan tinggi. Ditambah lagi tidak semua dosen memiliki kriteria yang standar seperti mencapai pendidikan S-2 dan S-3. Jadi langkah dalam menyiapkan dosen yang baik dianggap begitu krusial karena mampu menghasilkan sarjana yang berkualitas juga.

Mencetak SDM Berkualitas Dalam Kampus

Selama ini masalah yang dialami oleh para dosen mencetak SDM yang berkualitas diantaranya adalah sarana dan prasarana yang terbatas. Contoh , kurangnya fasilitas buku di perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya. Sedangkan faktor lainnya bisa berasal dari dosen itu sendiri.

Dari sisi mahasiswa atau calon sarjana , sudah diketahui pasti bila budaya literasi masih belum melekat di tengah pergaulan mereka sehari-hari di kampus. Demikian juga rasa ingin tahu dan kritis yang belum terbentuk.

Jika banyak sarjana yang masih menganggur , masalah mungkin dapat ditelusuri dari faktor kedekatan antara perguruan tinggi dengan dunia industri atau usaha yang terlihat masih belum sinergis, bahkan belum tercipta sama sekali jalinan kerja sama untuk menyediakan lapangan kerja bagi para sarjana yang baru lulus itu.

Perbedaan TOEFL PBT dan IBT

Perbedaan TOEFL PBT dan IBT – TOEFL adalah kepanjangan dari Tes Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing. Dari namanya saja kita sudah bisa mengetahui jika tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris yang kita miliki.

Padal awalnya tes ini diselenggarakan oleh ETS atau Educational Testing Service pada tahun 1963. Hingga saat ini sudah ada 3 jenis tes TOEFL yang dikenal , yaitu CBT, PBT dan iBT. Namun di tahun 2006 lalu CBT atau computer based testing tidak disarankan.

Perbedaan TOEFL PBT dan IBT

Di Indonesia sendiri hasil TOEFL biasanya digunakan sebagai salah syarat atau penunjang diterima atau tidaknya kita di sebuah universitas ternama ataupun perusahaan ternama.

TOEFL PBT (Paper Based Test)

TOEFL PBT adalah tes yang berbasis kertas. Tes ini dibagi menjadi 3 bagian tertulis yaitu tes menyimak, terstruktur dan membaca yang seluruhnya termasuk dalam soal pilihan ganda.

Dalam tes menyimak atau listening , pendengaran kalian akan diuji dalam bentuk dialog atau audio narasi berbahasa Inggris. Untuk tes terstruktur , pemahaman kalian mengenai tata bahasa akan diuji. Semisalnya di suatu paragraf ada sebuah kata yang seharusnya tidak digunakan di saat tersebut , nah di sinilah kalian harus memilih kata yang tepat untuk menggantikan kata tersebut. Sedangkan untuk tes membaca , tentu saja yang akan diuji adalah pemahaman kalian ketika membaca.

Biasanya tes TOEFL PBT akan memakan waktu sekitar 2 hingga 2,5 jam dengan skor berkisar antara 310 dan 677. Tes ini sebenarnya sudah tidak lagi diterima secara internasional , namun masih berlaku untuk beberapa negara seperti misalnya beasiswa StuNed dari Belanda.

TOEFL IBT

TOEFL IBT adalah tes yang berbasis internet. Tes ini dibagi menjadi 4 bagian yaitu reading , listening , speaking dan writing. Karena implementasinya lebih sulit dari pada TOEFL PBT , maka tak heran jika tes ini akan memakan biaya yang cukup besar.

Reading

Dalam tes reading , biasanya kalian akan diberikan 3 hingga 5 artikel bacaan yang masing masing bisa klikwin88 mencapai 700 kata. Untuk bisa menjawab pertanyaan dan kesimpulan dari tes ini , kalian harus memiliki pemahaman kosakata dan tata bahasa yang baik.

Listening

Tidak jauh berbeda dengan TOELF PBT , tes ini juga akan mempertunjukkan sebuah dialog audio yang berdurasi sekitar kurang lebih 3 menit. Setelah dialog selesai , kalian akan diberikan pertanyaan terkait pidato yang baru kalian dengar sebelumnya. Jadi inti dari tes ini adalah pendengaran yang baik ya guys !

Speaking

Tes ini akan diuji melalui enam latihan. Dua latihan pertama bersifat independen yang dimana kalian diminta untuk mengungkapkan pandangan kalian mengenai topik yang sedang dibahas.

Selain itu, tes akan menyediakan bacaan singkat atau mendengarkan percakapan audio, serta ceramah akademis untuk menjawab dan menjawab pertanyaan terkait informasi yang terkandung di dalamnya. Pada tahap ini kalian diperbolehkan untuk merekam skor yang diperoleh dari audio yang diputar sehingga membuat kalian lebih mudah untuk merespon informasi yang diberikan.

Writing

Dan tes terakhir yaitu writing , kalian akan diminta untuk memberikan dua jawaban tertulis untuk dua soal latihan. Yang pertama , kalian akan membaca bacaan akademis dan diskusi audio tentang topik yang sama, setelahnya kalian akan menarik kesimpulan yang menyertakan detail atau poin kunci.

Yang kedua , kalian akan  diberikan pertanyaan atau topik untuk direspon, yang berisikan pendapat kalian dalam bentuk artikel. Jawaban kalian nantinya akan dikirim ke OSN ETS untuk dievaluasi oleh empat orang ahli.